Atas Ki-Ka : Meheng, Ali, Nopi, Oding, Toras, Tongo - Bawah Ki-Ka : Snot, Aang, Adi |
PUNCAK MEGA 2223 Mdpl
Maraknya pendakian
belakangan ini membuat banyak orang tertarik untuk melakukan pendakian,
mayoritas dari pendakian ini yaitu bertujuan untuk menikmati panorama alam dari
ketinggian puncak gunung, ataupun sekedar melupakan jenuhnya rutinitas
pekerjaan. Beberapa puncak gunung di Indonesia memberikan keindahan yang
berbeda-beda, bentang alam yang luas, gumpalan awan yang meyerupai kapas
menjadi kenikmatan tersendiri pada saat sampai di puncak gunung.
Salah satu gunung yang
memberikan keindahan panorama alamnya yaitu puncak Gunung Puntang. Gunung ini
memiliki ketinggian 2223 Mdpl (Meter Di atas Permukaan laut) yang terletak di
Desa Puntang, Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung, Jawa barat.
Jika menggunakan kendaraan umum, dari Terminal Leuwi
Panjang bisa naik angkutan menuju Tegal Lega, dari Tegal Lega dapat dengan
mudah ditemukan angkutan dengan jurusan Banjaran-Tegal Lega. Dari terminal
Banjaran, dilanjut lagi dengan angkot Banjaran - Gamblok dan turun di depan
pintu Bumi Perkemahan Gunung Puntang atau depan sekretariat PGPI.
Beristirahat sejenak di Base Camp PGPI |
Kelelahan setelah pendakian |
Pada tanggal 24-25 Oktober,
bersamaan dengan perayaan tahun baru hijriah, Saya bersama komunitas pecinta
alam Sekid ( Baca : Sekeloa Kidul ) diantaranya :
1. Kongo
(Ali Afrizal)
2. Tongo
( Asep Tian )
3. Aang
( Ahmad Pratama )
4. Oding
( Dadang Ridwan )
5. Toras
( Faisal )
6. Meheng
( Feri Pebrianto )
7. Adi
( Andri Apriadi ) , dan
8. Nopi
Man ( Kashmir )
kami
melakukan pendakian ke puncak Gunung Puntang. Sekitar jam 20.00 wib, tepat
setelah menonton acara pawai obor di daerah sayati, kami bergegas menuju Gunung
Puntang.
Sekitar
45 menit perjalanan, akhirnya kami sampai di lokasi. Motor pun langsung kami
parkirkan tepat di depan Base Camp PGPI. Bersama Persaudaraan Gunung Puntang
Indonesia (PGPI) Sekid bekerjasama demi kelancaran pendakian yang dilaksanakan
selama 2 hari 1 malam.
“Jalur aman, terbuka, asal jeli aja lihat
tanda-tanda jalur menuju puncak. Kalau yang sudah pernah mendaki Gunung Cikuray
tidak akan aneh melihat jalur Puntang,” ujar Anggota PGPI yang memberi info Sekid
menuju jalur pendakian.
Pintu jalur pendakian
Gunung Puntang berada tepat di depan basecamp/sekertariat PGPI. Bagi yang
ingin melakukan pendakian mereka bisa melakukan registrasi ataupun proses perizinan
di depan gerbang lokasi perkemahan.
Meheng si Anak Rimba |
Haben we BBMan ,, nyaho hese sinyal hehehe |
Meskipun 2223 Mdpl dan
bisa di bilang tidak terlalu tinggi, tetapi jalur menuju puncak Gunung Puntang
cukup menantang, jalur yang cukup licin, sempit dan pohon-pohon yang cukup lebat
membuat kami harus berhati-hati. Namun, rintangan tersebut tidak membuat kami
menyerah.
Di awal pendakian, treknya langsung nanjak. Kendati
tak terlalu terjal, cukup menguras tenaga. Awal jalurnya sedikit pohon, baru
kemudian masuk hutan belantara yang berkelembaban tinggi hingga tanahnya cukup
licin walaupun musim kemarau.
Beristirahat di sela pendakian |
Dalam menempuh puncak
gunung, para pendaki akan melewati 2 punggungan gunung, yang terdiri dari
pos-pos kecil. Beberapa pos yang harus dilewati pendaki diantaranya Pos Batu
Kareta, Shelter bangunan 2 dan Shelter bangunan 1. Bagi para pendaki yang ingin
bermalam sebelum melakukan pendakian ke puncak, bisa mendirikan tenda di Pos
Bangunan 2 ataupun Pos Bangunan 1.
Tetapi dalam keadaan
darurat, saat itu kami memutuskan untuk bermalam di tanjakan sebelum puncak.
Dengan luas tanah yang sedikit miring akhirnya kami sejenak melepas rasa lelah
dan ngantuk yang sudah mencapai ngantuk tingkat kecamatan sekeloa kidul.
Mang Oding geus teu kuat tunduh |
Apapun terasa Spring Bed , yang penting Tidurrrr |
Alhasil dengan luas
tempat yang relatif kecil dan sedikit miring, kami semua berkumpul, mulai
memasang matras dan sleeping bag. Ya walaupun sedikit menghalangi jalur
pendakian kami tetap mencoba untuk tidur
da kumaha deui , Tunduh mang hahaha
Walau berdesakan dan
bertumpuk, kehangatan mulai tercipta. Udara yang cukup dingin sempat membuat
kami kewalahan. Tak kurang dari kami saling melempar kentut dan canda karena
kedinginan. Aroma alami udara pegunungan sejenak hilang oleh bau tak sedap,
bercampur dengan rasa lapar dan haus yang terhapuskan dengan melihat
pemandangan langit di malam hari.
Selang beberapa jam
kami pun terbangun dan mulai melanjutkan perjalanan kembali. Ketika akan menuju
puncak Gunung Puntang Sekkid kembali diberikan jalan setapak yang jauh
lebih menanjak.
Tanjakan tiada akhir |
Setelah
melewati rintangan tersebut sampailah di puncak Gunung Puntang atau orang
sering menyebut dengan Puncak Mega.
Setibanya di Puncak Mega yang berketinggian 2.223
meter di atas permukaan laut (Mdpl), pendaki akan menemukan sebuah plang
berwarna kuning, penanda Puncak Mega.
Puncak Mega yang dinanti |
Tah kitu atuh alakur |
Di sebelah Timur agak ke Utara nampak puncak Gunung
Manglayang menyembul di antara hamparan awan. Di sebelah Utara, hamparan awan
juga menenggelamkan badan Gunung Tangkuban Perahu sehingga yang terlihat hanya
atapnya. Di sebelah Timur agak ke Selatan, nampak Gunung Tilu yang sesekali
menyeruak lewati hamparan awan tipis. Sedangkan di sebelah Selatan, terlihat
lereng Pegunungan Malabar.
View pemandangan di Puncak |
Hangatnya cahaya Matahari |
Tak ada kata yang bisa menggambarkan keindahan dan
sejuknya udara di puncak, rasa lelah dan lapar pun seakan terlupakan.
Trio Libels : Oding - Tongo Dan Meheng |
Sekid In Action |
Halo Si Toras Bah ,,,, |
Ang sing emut anu di bumi |
Adi menggoyang puncak mega |
The Snotracer |
Akhir kata , terima kasih untuk semua anak Sekid, dan juga Istriku yang senantiasa mendoakan dan selalu menungguku pulang, Munaroooh ... Bang Ocid datang lalalala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar