|
Lets Go Get Lost : Mt Papandayan |
Let's go get lost : Untukmu peri kecilku mendaki
Gunung Papandayan 2665 Mdpl
Gunung Papandayan berada di wilayah Kecamatan
Cisurupan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Gunung yang memiliki ketinggian
2.665 meter di atas permukaan laut itu memiliki pesona yang sangat indah dan
menakjubkan. Keindahan alam wisata gunung Papandayan
memiliki daya tarik luar biasa bagi para wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Pokona hade we lah sipp..
Lets go get lost, petualangan menuju taman wisata alam gunung Papandayan
akan kita mulai dari Jalan Sukarno Hatta Bandung, persisnya seberang RS Al
Islam. Setelah janjian sebelumnya, akhirnya semua teman mulai berdatangan. Walau
dengan berat hati dan tanpa didampingi sang Istri yang tengah mengandung,
akhirnya setelah mengantongi restu, Saya melangkah pergi bersama Ali Afrizal,
Peri Pebrian, Aden, Luthfi, Andi, Ahmad, Bo'oL dan Yayu yang
notabene satu satunya peserta wanita yang ikut mendaki, Subhanallah ...
|
Area parkiran Gunung Papandayan |
Perjalanan pun dimulai sekitar pukul 10 pagi, 5 motor
dan 9 orang petualang bergegas menuju kota Dodol, Garut. Sesampainya di bunderan kota
dekat Cipanas, kami sejenak berisitrahat sambil menunggu Peri dan Aden yang jauh
ketinggalan di belakang. Dengan lahapnya Ali langsung menyantap nasi padang, Saya
dan Yayu hanya ditemani Es Jeruk dan sesekali memeriksa perbekalan, sedangkan
yang lain pergi ke Mesjid untuk menunaikan sholat Dzuhur.
|
Sejenak beristirahat di Garut Kota |
Setelah semua berkumpul, perjalanan kami lanjutkan
kembali menuju arah Samarang. Sekedar info buat para pendaki gunung atau
wisatawan dari luar Garut yang menggunakan jasa kendaraan umum berupa bis
Karunia Bhakti, Prima Jasa, Wanaraja atau Budiman, setiba di terminal Guntur
harus berjalan kaki sedikit untuk memasuki terminal angkutan kota (angkot) dan
elf. Dari terminal Guntur anda bisa menggunakan angkot jurusan Garut-Cikajang,
elf jurusan Bandung-Garut-Cikajang, elf jurusan Garut-Singajaya, elf jurusan
Garut-Bungbulang, elf jurusan Garut-Cihurip atau elf jurusan Garut-Pameungpeuk
dan minta berhenti di Alun-alun Cisurupan. Dari Alun-alun Cisurupan ke lokasi
parkir gunung Papandayan pun masih cukup jauh, medan jalan pun mulai kurang
bersahabat , tanjakan dan tikungan akan setia menemani dan disarankan kondisi
motor dalam kondisi fit.
Beberapa meter sebelum memasuki area parkir gunung
Papandayan anda diwajibkan melapor di pos pendaftaran sambil membayar biaya
tarif masuk dan parkir kendaraan.
|
Pintu masuk Gunung Papandayan |
|
Tiket masuk Gunung Papandayan |
Dari areal parkir ini perjalanan kaki dimulai, jalur
pendakian gunung Papandayan ini tidak tergolong berat loh. Sekitar 30 menit
pertama anda akan melewati kawah gunung Papandayan yang begitu indah, namun
baunya cukup menyengat. Omat marake masker nya... Anda bisa menggunakan slayer untuk menutupi hidung agar
terhindar dari gas beracun. Meskipun jalur pendakian gunung Papandayan terlihat
jelas dan terbuka, namun di sepanjang kawah ini anda harus tetap waspada.
Hati-hati jangan sampai lengah, di sebelah kiri jalan jurangnya lumayan curam.
Sedangkan di sebelah kanan jalur pendakian terdapat tebing yang cukup tinggi. Awas motor pengangkut gas 3 Kg melintas hhhha...
|
Featuring D Bonit
|
|
Track di awal pendakian |
|
Meheng berkata,"Sakitnya tuh disini" |
|
Wajah penuh kebahagiaan |
|
Bersama teman, kawan dan sahabat seperjalanan |
Setelah melewati kawah gunung Papandayan, jalur
pendakian gunung Papandayan selanjutnya adalah dataran, jalannya juga cukup
lebar dan jelas. Tidak sedikit penduduk setempat yang membawa motor melintasi
jalur ini. Habis jalur datar, anda akan melewati pudunan sampai menemukan
sungai kecil. Baru setelah itu jalur pendakian gunung Papandayan kembali nanjak
dan memasuki hutan cantigi yang tidak terlalu lebat.
|
Motor pun ikutan tracking ke gunung |
Beberapa
saat melewati hutan cantigi, anda akan menemui jalan batu cukup lebar. Menurut
informasi sebelum gunung Papandayan meletus, jalan itu bisa dilalui kendaraan
roda empat yang menghubungkan gunung Papandayan Garut dengan Pangalengan. Habis
jalan batu terdapat kawasan yang datar dan cukup luas. Di lokasi itu berdiri
bangunan kecil sebagai Pos II di gunung Papandayan, di pos itu pengunjung akan
didata ulang dan sekedar memberi sumbangan seikhlasnya.
|
Chibi chibi ayeyeye |
|
Sejenak berisitrahat melepas galau |
|
Ini baru contoh buat para pendaki lainnya, patut dicontoh nih, keyeen |
Dari pos
II menuju Pondok Salada sudah sangat dekat, melewati hutan cantigi dan jalannya
juga tidak nanjak. Perkiraan waktu 15 menit juga anda akan sampai di kawasan
Pondok Salada. Pondok Salada merupakan lapangan yang cukup luas, di tempat
itulah biasanya para pendaki dan wisatawan gunung Papandayan mendirikan tenda.
Berjarak beberapa meter dari area camping, terdapat air yang mengalir, air
pegunungan yang bersih dan jernih. Di Pondok Salada terdapat water closet (wc),
tempat wudlu dan mushola.
Akhirnya
setelah sekian lama berjalan, kami pun bergegas mendirikan tenda dan
menyalakan kompor pertanda kopi dan mie wajib di hidangkan sebagai
pengusir rasa haus dan lapar. This is it...
|
Duduk santai menyapa alam pegunungan |
|
Diselimuti udara dingin yang menyegarkan |
|
Ditemani secangkir kopi penyemangat malam |
|
Tertawa dan mentertawakan permainan |
|
Ditemani Pak RT sejati Ali Afrizal |
|
Selamat malam wahai kau Edelweiss |
" Tidurlah malam terlalu malam,
tidurlah pagi terlalu pagi "
|
Akhirnya pagi yang ditunggu pun datang, Selamat pagi Ibu. |
|
Chef Meheng pun mulai beraksi |
|
Sejuknya suasana di pagi hari |
|
Selamat pagi Indonesia |
' |
Kuis hari ini : Aing budak saha cing ???? |
|
Buat kita bahagia itu sederhana, Kebersamaan !!! |
Beres di Pondok Saladah, petualangan kami lanjutkan ke Tegal
Alun, adalah hamparan kebun edelweis yang sangat luas. Namun tidak semua pendaki
dan wisatawan gunung Papandayan datang melihat keindahan alam Tegal Alun.
Penyebabnya mungkin bukan karena belum pernah mendengar pesona Tegal Alun yang
mengagumkan, tetapi karena jalur pendakian menuju Tegal Alun cukup jauh dan
lumayan terjal. Tapi buat kami semua tetap dinikmati da hayang apal tea hhhehe. So, Nikmatilah
Taman Edelweiss Tegal Alun sepenuhnya. Namun, dilarang untuk berkemah di sini
karena daerah ini sering dilalui oleh hewan buas. Selain itu, perkemahan juga
berpotensi untuk merusak tanaman endemik Edelweiss (Anaphalis Javanica).
|
Persiapan menuju ke Tegal Alun |
|
Sejenak berisitrahat di tanjakan yang kejam |
|
Tampak dari kejauhan Pondok Perkemahan |
|
Tetap cemungut eaaaa |
|
Bahagia itu ya ke gunung bareng temen |
|
Dirgahayu Indonesiaku |
Hutan
mati adalah bekas hutan pohon cantigi yang terbakar. Di hutan mati berdiri
pohon-pohon cantigi yang berwarna hitam gosong. Pemandangan alam hutan mati
sangat indah dan menarik. Pendaki dan wisatawan yang datang ke gunung
Papandayan jarang melewatkan keindahan alam hutan mati tersebut. Pemandangan
hutan mati memberikan background unik untuk pengambalian video atau photo.
Puncak
Papandayan adalah puncak dinding tebing di samping Kawah Papandayan yang sudah
dapat terlihat sejak anda memulai pendakian dari Camp David. Dari sini, anda
dapat melihat dari kejauhan betapa luasnya Tegal Alun, Pondok Saladah di balik
bukit, dan Kawah Papandayan tepat di bawah tebing. Perlu dicatat, puncak ini bukan puncak tertinggi di
kompleks pegunungan Papandayan. Puncak tertinggi adalah Puncak Gunung Malang
yang masih tertutup vegetasi lebat. Namun demikian, Puncak Papandayan inilah
yang selalu dijadikan puncak pendakian, bahkan oleh tour guide setempat.
Akhir kata, terima kasih untuk semua petualangan, Gunung Papandayan yang senantiasa memberikan keindahannya, serta semua sahabat yang ikut di dalamnya. Kalian luar biasa !!!!
|
Bo'oL |
|
Ahmad |
|
Andi |
|
Luthfi |
|
Yayu |
|
Ali Afrizal |
|
Peri Pebrian |
|
Aden |
|
Snotracer |
|
Untukmu peri kecilku mendaki |
|
Angelike Aliando, we love you ! |
Keluarga adalah kompas yang memandu arah kita. Ia
adalah inspirasi untuk mencapai puncak, yang menghibur saat kita goyah. Untuk keluarga, sahabat, vespa, Istri dan Anakku tercinta.
vespalovestory
Tidak ada komentar:
Posting Komentar